BENTUK-BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL (RAS, KLAN ,AGAMA, JENISKELAMIN)

BENTUK-BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL (RAS, KLAN ,AGAMA, JENISKELAMIN)
nah kali ini mimin akan berbagi artikel tentang difernsiasi sosial, untuk lebih jelasnya silahkan baca penjelasan dibawah ini :

1.      Diferensiasi Ras
Ras merupakan mengelompokkan masyarakat berdasarkan ciri fisik yang dimiliki seperti, rambut, warna bola mata, bentuk hidung, warna kulit, dan lain sebagainya. Pada dasarnya ciri fisik manusia terbagi menjadi tiga golongan yaitu, ciri fenotipe, ciri filogenetik, dan ciri getif. Ciri fenotipe dapat dimaknai sebagai ciri yang tampak seperti bentuk hidung, bentuk bibir, tinggi badan, dan lain sebagainya. Ciri filogenetik diartikan sebagai hubungan asal-usul antara ras dan perkembangan yang terjadi. Kemudian, ciri getif yakni ciri yang berdasarkan pada keturunan darah.
baca Juga : Makalah Adab Bergaul dengan Yang Lebih Muda dan Lawan jenis (lengkap)
Berdasarkan Rasnya penduduk Indonesia dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu sebagai berikut:
ü  Kelopok Ras Negroid atau Negrito, terdiri atas penduduk orang Semang, di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di kepulauan Andaman.
ü  Kelompok Ras Papua Melanozoid, terdiri atas penduduk asli daerah Papua, Pulau Aru, dan Pulau Kai.
ü  Kelompok Ras Melayu Mongoloid, terdiri atas: 1. Kelompok Ras Melayu Tua (Proto-Melayu), misalnya Suku Batak, Toraja, Dayal. 2. Kelompok Ras Melayu Muda (Deutro-Melayu), misalnya Jawa, Bali, Bugis, Madura.
ü  Kelompok Ras Veddoid, terdiri atas penduduk asli orang Sakai di Kepulauan Riau, orang Kubu di Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna-Sulawesi Selatan, orang Enggono di Pulau Enggono, orang Mentawai di Kepulauan Mentawai - Sumatra Barat.
Sebagian Negara yang terbuka masyarakat Indonesia membuka kesempatan masyarakat dari bangsa lain untuk keluar masuk Indonesia, diantaranya ada yang menetap di Indonesia sebagai WNI. Oleh karena itu, selain ke empat ras tersebut penduduk Indonesia juga diperkaya dengan ras-ras lain yang menjadi penduduk Indonesia, yakni ras Cina (Kelompok Ras Mongoloid), ras Arab, ras Pakistan dan India termasuk Ras Kaukasoid.
Penggolongan manusia atas ras merupakan konsepsi biologis yang berdasarkan ciri-ciri fisik dan bukan suatu konsepsi kebudayaan. Dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia tidak menganut paham Rasialisme dimana paham ini meyakini bahwa kelompok ras tertentu lebih unggul dari pada kelompok ras lainnya. Dalam arti luas, kemajemukan ras di Indonesia tidak dipandang sebagai bentuk pelapisan sosial melainkan dipandang sebagai dasar diferensiasi sosial, yang menganggap sama derajatnya terhadap semua orang dari berbagai ras.
2.      Diferensiasi Klan
Klan adalah bentuk kesatuan masyarakat yang berdasarkan genelogis atau pertalian darah. Klan terdapat dalam suatu masyarakat yang menganut suatu sistem kekerabatan unilateral, yaitu yang mempergunakan garis keturunan sebagai dasar ikatan kekerabatan, antara lain:
    Martilineal, yaitu hubungan keturunan dari pihak ibu sebagai ikatan klan, terdapat pada masyarakat suku bangsa Minangkabau.
    Patrilineal, yaitu hubungan keturunan dari pihak ayah sebagai ikatan klan, terdapat pada masyarakat suku bangsa Batak.
Tidak ada perbedaan hak dan kewajiban atau status dan peranan sosial antara klan satu dengan yang lain sehingga mereka memiliki kedudukan yang sama, artinya klan tertentu tidak lebih unggul dibandingkan klan yang lain. Dalam hal ini klan bersifat horizontal.
3.      Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama
Diferensiasi sosial berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat.
Menurut Emile Durkheim (1976), agama adalah salah satu sistem kepercayaan beserta praktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sakral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Agama berisi tentang:
a)      sesuatu yang dianggap sakral, melebihi kehidupan duniawi dan menimbulkan rasa kekaguman dan penghormatan;
b)      sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakral
c)      penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan,dan
d)     sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.
Dari contoh yang terdapat dalam sejarah bisa diambil kesimpulan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh pada kehidupan masyarakat, dan sebaliknya, keadaan masyarakat mempengaruhi pula kepercayaan.
Sebagai salah satu dasar ikatan, agama berbeda dengan dasar ikatan lain, seperti keturunan, ras, suku, bangsa, ataupun pekerjaan. Dapat dikatakan agama merupakan bagian yang sangat mendalam dari kepribadian atau privacy seseorang, karena agama selalu bersangkutan dengan kepekaan emosional.
a.       Peran Agama Dalam Masyarakat
v  agama sebagai motivator : agama memberikan dorongan batin/motif, akhlak dan moral manusia yang mendasari dan melandasi cita-cita dan perbuatan manusia dalam seluruh aspek hidup dan kehidupan, termasuk segala usaha dalam pembangunan.
v  Agama sebagai creator dan innovator : agama memberikan dorongan untuk bekerja kreatif dan produktif dengan penuh dedikasi untuk membangun kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik. Agama juga mendorong adanya pemberuan dan penyempurnaan (innovatif).
v  Agama sebagai integrator : agama menyerasikan segenap aktifitas manusia baik secara perorangan maupun kelompok masyarakat.agama mengajarkan kehidupan rukun tetram damai dan bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan lahir batin.
v  Agama sebagai sublimator : agama berfungsi untuk mengkuduskan segala perbuatan manusia sehingga perbuatan manusia bukan saja bersifat keagamaan tetapi juga perbuatan yang dijalankan dengan tulus dan ikhlas dan penuh pengabdian secara agama, bahwa segala pekerjaan yang baik merupakan bagian pelaksanaan ibadah insan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
v  Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa : agama melahirkan hasil budaya fisik berupa cara berpakaian, gaya arsitektur, dan lain-lain
4.      Diferensiasi Jenis Kelamin
Secara alamiah berdasarkan jenis kelamin atau gender, manusia diseluruh dunia dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Pembedaan berdasarkan jenis kelamin ini bersifat horizontal sehingga membentuk diferensiasi sosial. Dalam hal ini, mengandung satu pengertian bahwa jenis kelamin laki-laki bukan lebih tinggi dibandingkan perempuan atau sebaliknya karena perbedaan yang ada justru saling melengkapi dan menyempurnakan bentuk kehidupan.
Gerakan perempuan yang menuntut kesetaraan gender menghasilkan bentuk gerakan sosial berupa emansipasi wanita, sekaligus merupakan penegasan bahwa jenis kelamin bukan merupakan bentuk pelapisan sosial, di mana laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama.
Baca Juga : Makalah Tauhid, Macam-Macam dan Ruang Lingkup Tauhid (Lengkap)

0 Komentar untuk "BENTUK-BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL (RAS, KLAN ,AGAMA, JENISKELAMIN)"

Back To Top