Assamu'alaikum Wr.Wb.
Unduh File Ms. Wordnya : Unduh Ms. wordnya
Unduh File Ms. Wordnya : Unduh Ms. wordnya
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Tauhid secara bahasa berasal
dari kata “wahhada – yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu
satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syar’i, tauhid berarti
mengesakan Allah dalam hal Mencipta, Menguasai, Mengatur dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, meninggalkan penyembahan
kepada selain-Nya serta menetapkan Asma’ul Husna (Nama-nama yang Bagus)
dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat
yang Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian
Tauhid ?
2.
Apa ruang
lingkup Tauhid?
3.
Apa
Macam-macam Ilmu Tauhid?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui pengertian Tauhid
2.
Untuk
Mengetahui ruang lingkup Tauhid
3.
Untuk
Mengetahui Macam-macam Ilmu Tauhid
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
tauhid
Tauhid
menurut bahasa adalah meng-Esakan. Sedangkan menurut syariat adalah meyakini
keesaan Allah. Adapun yang disebut ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan
tentang akidah atau kepercayaan kepada Allah dengan didasarkan pada dalil-dalil
yang benar. Tidak ada yang menyamainya dan tak ada padanan bagi-Nya. Mustahil
ada yang mampu menyamai-Nya. Dalilnya dari firman-firman Allah, di samping
dalil-dalil aqliyah :
“Dia
adalah Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan, dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
pula, dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu
yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
(QS 42:11)
Seluruh alam
semesta ini diciptakan oleh Allah, dan tidak ada pelaku yang bertindak sendiri
dan merdeka sepenuhnya selain Allah.
B. Macam-Macam
Tauhid
1. Tauhid
Rububiyah.
Tauhid Rububiyah yaitu mengesakan
Allah dalam segala perbuatan-Nya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang
menciptakan segenap makhluk-Nya. Dan alam semesta ini diatur oleh Mudabbir
(Pengelola), Pengendali Tunggal, Tak disekutui oleh siapa dan apapun dalam
pengelolaan-Nya. Allah menciptakan semua makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan
terhadap rububiyah-Nya. Bahkan orang-orang musrik yang menyekutukan Allah dalam
ibadahnya juga mengakui keesaan rububiyah-Nya. Jadi jenis tauhid ini diakui
semua orang. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakui-Nya, melebihi
fitrah pengakuan terhadap yang lainnya. Adapun orang yang paling dikenal
pengingkarannya adalah Fir’aun. Namun demikian di hatinya masih tetap
meyakini-Nya.
Alam semesta dan fitrahnya tunduk
dan patuh kepada Allah. Sesungguhnya alam semesta ini (langit, bumu, planet,
bintang, hewan, pepohonan, daratan, lautan, malaikat, serta manusia) seluruhnya
tunduk dan patuh akan kekuasaan Allah. Tidak satupun makhluk yang mengingkari-Nya.
Semua menjalankan tugas dan perannya masing-masing, serta berjalan menurut
aturan yang sangat sempurna. Penciptanya sama sekali tidak mempunyai sifat
kurang, lemah, dan cacat. Tidak satupun dari makhluk ini yang keluar dari
kehendak, takdir, dan qadha’-Nya. Tidak ada daya dan upaya kecuali atas izin
Allah. Dia adalah Pencipta dan Penguasa alam, semua adalah milik-Nya. Semua
adalah ciptaan-Nya, diatur, diciptakan, diberi fitrah, membutuhkan, dan
dikendalikan-Nya.
Allah Ta’ala berfirman
“Segala puji bagi Allah, Rabb
semesta alam” (Q.S. Al-Fatihah : 1)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Engkau adalah Rabb di langit dan di bumi”
(Mutafaqqun ‘Alaih)
Tauhid Rububiyah mengharuskan adanya
Tauhid Uluhiyah. Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk
Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam
kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima
ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah. Dan itulah yang disebut Tauhid Uluhiyah.
Jadi tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Jalan fitri untuk
menetapkan tauhid uluhiyah adalah berdasarkan tauhid rububiyah. Maka tauhid
rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah.
2. Tauhid Uluhiyah.
Tauhid Uluhiyah yaitu ibadah. Tauhid
Uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat
taqarrub yang disyariatkan seperti doa, nadzar, kurban, raja’ (pengharapan),
takut, tawakal, raghbah (senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali atau taubat).
Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul. Disebut demikian, karena
tauhid uluhiyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh nama-Nya, “Allah” yang
artinya dzul uluhiyah (yang memiliki uluhiyah), dan juga karena tauhid uluhiyah
merupakan pondasi dan asas tempat dibangunnya seluruh amal. Juga disebut
sebagai tauhid ibadah karena ubudiyah adalah sifat ‘abd (makhluknya) yang wajib
menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha
Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah : 163)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Maka hendaklah apa yang kamu dakwahkan
kepada mereka pertama kali adalah syahadat bahwa tiada Tuhan yang
berhak diibadahi kecuali Allah” (Mutafaqqun ‘Alaih). Dalam riwayat
Imam Bukhari,“Sampai mereka mentauhidkan Allah”.
Manusia ditentukan oleh tingkatan
din. Din sendiri berarti ketaatan. Di bawah ini adalah tingkatan din :
·
Islam
Islam menurut bahasa adalah masuk
dalam kedamaian. Sedangkan menurut syara’, Islam berarti pasrah kepada Allah,
bertauhid dan tunduk kepada-Nya, taat, dan membebaskan diri dari syirik
dan pengikutnya.
·
Iman
Iman menurut bahasa berarti
membenarkan disertai percaya dan amanah. Sedangkan menurut syara’, iman berarti
pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan perbuatan dengan anggota
badan.
·
Ihsan
Ihsan menurut bahasa berarti
kebaikan, yakni segala sesuatu yang menyenangkan dan terpuji. Sedangkan menurut
syara’ adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh baginda Nabi yang artinya
“Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bias
melihay-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Taimiyah berkata
“Ihsan itu mengandung kesempurnaan ikhlas kepada Allah dan perbuatan baik yang
dicintai oleh Allah”.
Rasulullah menjadikan din itu adalah
Islam, Iman, dan Ihsan. Maka jelaslah bahwa din itu bertingkat, dan sebagian
tingkatannya lebih tinggi dari yang lainnya. Tingkatan yang pertama adalah
Islam, tingkatan yang kedua adalah Iman, dan tingkatan yang paling tinggi
adalah Ihsan.
1.
Tauhid Asma’ Wa Sifat.
Tauhid Asma’ Wa Sifat yaitu beriman
kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan dalam
Al Qur’an dan Sunah Rasul-Nya. Maka barang siapa yang mengingkari nama-nama-Nya
dan sifat-sifat-Nya atau menamai Allah dan menyifati-Nya dengan nama-nama dan
sifat-sifat makhluk-Nya atau menakwilkan dari maknanya yang benar, maka dia
telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan
Rasulnya.
Allah Ta’ala berfirman
“Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S.
Asy-Syuura : 11)
Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda, “Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit
dunia pada setiap malam” (Mutafaqqun ‘Alaih). Di sini turunnya
Allah tidak sama dengan turunnya makhluk-Nya, namun turunnya Allah sesuai
dengan kebesaran dan keagungan dzat Allah.
Sifat-sifat Allah dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
·
Sifat Dzatiyah
Sifat Dzatiyah yaitu sifat yang
senantiasa melekat dengan-Nya. Sifat ini berpisah dengan dzat-Nya. Seperti
berilmu, kuasa atau mampu, mendengar, bijaksana, melihat, dll.
·
Sifat Fi’liyah
Sifat Fi’liyah adalah sifat yang Dia
perbuat jika berkehendak. Seperti bersemayam di atas ‘Arasy, turun ke langit
dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan dating pada Hari Kiamat.
Tauhid asma’ wa sifat ini juga
berpengaruh dalam bermuamalah dengan Allah. Di bawah ini contoh-contohnya :
·
Jika seseorang mengetahui asma’ dan sifat-Nya, juga
mengetahui arti dan maksudnya secara benar maka yang demikian itu akan
memperkenalkannya dengan Rabbnya beserta keagungan-Nya. Sehingga ia tunduk,
patuh, dan khusyu’ kepada-Nya, takut dan mengharapkan-Nya, serta bertawassul
kepada-Nya.
·
Jika ia mengetahui jika Rabbnya sangat dahsyat
azab-Nya maka hal itu akan membuatnya merasa diawasi Allah, takut, dan menjauhi
maksiat terhadap-Nya.
·
Jika ia mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun,
Penyayang, dan Bijaksana maka hal itu akan membawanya kepada taubat dan
istighfar, juga membuatnya bersangka baik kepada Rabbnya dan tidak akan
berputus asa dari rahmat-Nya.
·
Manusia akan mencari apa yang ada di sisi-Nya dan akan
berbuat baik kepada sesamanya.
C.
Ruang Lingkup Tauhid
Adapun ruang
lingkup kajian Ilmu Tauhid dibagi menjadi 4 bagian
1. Tauhid
Uluhiyyah
Tauhid
Ulluhiyyah adalah Uluhiyah diambil dari akar kata Illah yang berarti: Yang
disembah dan Yang ditaati. Kata ini digunakan untuk menyebut sembahan yang hak
dan yang batil. Dengan kata lain Tauhid Uluhiyah ialah percaya
sepenuhnya, bahwa Allah-lah yang berhak menerima semua peribadatan makhluk, dan
hanya Allah sajalah yang sebenarnya dan yang harus disembah.Singkatnya,
keyakinan tentang Allah SWT sebagai Tuhan satu-satunya, baik zat-Nya, maupun
sifat dan perbuatan-Nya itulah yang disebut Tauhid Uluhiyah. Uluhiyah kata
nisbat dari Al-Illah. (اُلُوْلُهِيَّةُ) (الاله – الاله)
Al-Illah berarti: Tuhan yang wajib ada, yaitu Allah, sedangkan Uluhiyah
berarti: Mengakui dan meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Lalu Tauhid
Uluhiyyah mencakup akan bahasan :
A. Tentang Dzat Allah
B. Tentang
Nama-Nama Allah
C. Tentang
Sifat-Sifat Allah
D. Tentang Perbuatan Allah
Selanjutnya Tauhid Uluhiyyah juga
memiliki lingkup kajian yaitu:
1. Tauhid
Ulahiyyah
2. Tauhid Rububiyyah
3. Tauhid
Malikiyyah
4. Tauhid
Amaliyyah
2. Tauhid
An-Nubuwwah
Tauhid
An-Nubuwwah adalah diambil dari kata Nabi. Jadi dalam tauhid Nubuwah disini
mengkajia akan segala hal yang mengenai tentang rasul atau nabi. Dan
sebagaimana bahasan dalam tauhid Nubuwah adalah:
A. Tentang Rasul
B. Tentang
Nama-Nama Rasul
C. Tentang
Sifat Rasul
3. Tauhid
Ar-Ruhaniyyah
Tauhid
Ar0Ruhaniyyah berasal dari kata Ruhhun yang mana disini mengkaji akan
segala hal yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak kasap mata. Maka dari itu
disini dibahas akan beberapa hal yaitu:
A. Tentang Malaikat
B. Tentang Jin
C. Tentang
Syaithon
D. Tentang Iblis
4. Tauhid
As-Sam’iyyat
Assam’iyyat
menurut bahasa berarti sesuatu yang ghaib yang hanya bisa diketahui secara
benar dengan cara ikhbari (berita yang didengar), yakni apa yang didengar dan
diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Atau dalam
arti lain suatau perkara yang tertera dalam al-Qur’an dan disebut dalam hadits
Nabi saw sedangkan perkara itu tidak bisa diterima oleh akal manusia biasa atau
sesuatu yang ghaib yang tidak bisa ditangkap oleh panca indra manusia biasa
tapi harus dipercayai oleh setiap muslim akil dan baligh. Adanya perkara ini demi
untuk meyakinkan kepastian adanya risalah yang dibawa Rasulallah saw.
Hal yang
menyangkut sam’iyyat ini banyak sekali diantaranya adanya para Malaikat, kitab
kitab yang diturunkan kepada para nabi, adanya qadha dan qadar, adanya mukjizat
mukjizat yang diberikan kepada para nabi, menyakini bahwa nabi Muhammad saw itu
adalah nabi terakhir dan nabi yang paling sempurna, adanya hari kiamat,
siksa kubur, pahala dan dosa, hari kebangkitan, hari dikumpulkan manusia di
padang mahsyar, syafaat Nabi saw, hari perhitungan, hari pertimbangan, telaga,
jembatan (shirat), surga dan neraka, Arsy, Kursi, Lauhul Mahfudh, penarikan
Al-Qur’an, Isra’ Mi’raj, kehidupan para syuhada’ dalam kubur, dan lain lainnya.
Semua ini
adalah sam’iyyat atau perkara yang berhubungan dengan alam ghaib yang tidak
bisa ditangkap oleh panca indara manusia biasa, tidak bisa dilihat, tidak bisa
diraba dan kita hanya mendengar dari kitab suci yang diturunkan kepada Nabi saw
dan hadisth beliau atau semua yang telah diterangkan oleh para nabi sehubungan
dengan perkara tadi. Perkara perkara ini merupakan ujian bagi manusia selama
dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman kepada hal
hal yang ghaib, yang mana semuanya itu tidak tampak ataukah dia mengingkarinya.
ISLAM
Islam
didalam kajiannya dibagi menjadi 3 macam kajian yakni:
A. Aqidah (Iman)
Pengertian
iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan,
dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman
kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada
dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu
diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi,
seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam
hatinya tentang keberadaan Allah, kemudian diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
B. Syariat
(Islam)
slam secara
etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut
syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:
Pertama:
Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian
Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga
seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan.
C. Muammalat/
Akhlak (Ihsan)
Ihsan
berasal dari bahasa yang artinya berbuat baik/ kebaikan. Sedangkan menurut
istilah yaitu perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati
beribadah kepada Allah SWT.
Para ulam
menggolongkan Ihsan menjadi 4 bagian yaitu:
1. Ihsan
kepada Allah
2. Ihsan
kepada diri sendiri
3. Ihsan
kepada sesama manusia
4. Ihsan
bagi sesama makhluk
Untuk
menelusuri ihsan secara mendalam» maka terlebih dahulu manusia harus kembali
menyadari posisinya serta mandat yang diberikan Allah SWT kepadanya sebagai
khalifah Allah. Sebagai khalifah, maka hendaknya ia menjadi hamba yang setia
sebagaimana tujuan penciptaannya. Begitu pula tugas di bumi, ia harus
memakmurkan bumi ini. Kedua tugas tersebut tidak boleh diabaikan sebab dapat
mencelakakan manusia sendiri. Allah SWT berfirman; Telah ditimpakan kehinaan
(krisis) kepada mereka (manusia) di mana saja berada, kecuali bagi mereka yang
baik hubungannya dengan Allah dan kepada sesama manusia.
ILMU
A. Pengertia Ilmu
Ilmu adalah
jalan atau suatu pengetahuan hidup yang membuat kita mengenali jalan terdekat
menuju surga. Ilmu juga suatu kekuatan sehingga kita dapat mempertemukan antar
BENAR, BAIK, MULIA.
A. BENAR
Benar adalah
suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang itu sesuai dengan aturan atau
syariat.
B. BAIK
Baik adalah
perbuatan yang dilakukan seseorang yang memiliki manfaat bagi diri sendiri dan
sesama atau orang lain.
C. MULIA
Mulia adalah perbuatan yang dilakukan seseorang selalu diterkaitkan akan
orentasi akhirat.
Sumber
:
http://puterabangsaindonesia.blogspot.com/2015/03/tauhid-a.html
Tag :
Makalah
2 Komentar untuk "Makalah Tauhid, Macam-Macam dan Ruang Lingkup Tauhid (Lengkap)"
situs poker terpercaya 2020
Link MWPOKER
Poker Bonus Deposit Terbesar
bandar togel online